Apakah Anda pernah mengisi kuis yang disajikan di majalah-majalah? Atau, yang lebih formal, apakah Anda pernah mengisi kuesioner tentang suatu hal? Atau Anda pernah mengikuti tes psikologi di sekolah, ketika melamar pekerjaan, atau di biro psikologi tertentu? Nah contoh-contoh itu dapat digolongkan sebagai aktivitas pengukuran psikologi. Pengukuran itu sendiri, dapat didefinisikan sebagai berikut.
Sedangkan pengukuran psikologi merupakan pengukuran dengan obyek psikologis tertentu. Objek pengukuran psikologi disebut sebagai psychological attributes atau psychological traits, yaitu ciri yang mewarnai atau melandasi perilaku. Perilaku sendiri merupakan ungkapan atau ekspresi dari ciri tersebut, yang dapat diobservasi. Namun tidak semua hal yang psikologis dapat diobservasi. Oleh karena itu dibutuhkan indikator-indikator yang memberikan tanda tentang derajat perilaku yang diukur. Agar indikator-indikator tersebut dapat didefinisikan dengan lebih tepat, dibutuhkan psychological attributes / traits yang disebut konstruk (construct). Konstruk adalah konsep hipotesis yang digunakan oleh para ahli yang berusaha membangun teori untuk menjelaskan tingkah laku. Indikator dari suatu konstruk psikologis diperoleh melalui berbagai sumber seperti hasil-hasil penelitian, teori, observasi, wawancara, elisitasi [terutama untuk konstruk sikap]; lalu dinyatakan dalam definisi operasional. Kegiatan pengukuran psikologis sering disebut juga tes. Tes adalah kegiatan mengamati atau mengumpulkan sampel tingkah laku yang dimiliki individu secara sistematis dan terstandar. Disebut “sampel tingkah laku”, karena tes hanya mendapatkan data pada waktu tertentu serta dalam kondisi dan konteks tertentu. Artinya, pada saat tes berlangsung, diharapkan data yang diperoleh merupakan representasi dari tingkah laku yang diukur secara keseluruhan. Konsekuensi dari pemahaman ini antara lain:
Tes terdiri dari dua jenis, yaitu:
Langkah-langkah menyusun alat tes psikologis:
sumber : http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/pengukuran.html |