Melihat kenyaatan bahwa sekolah-sekolah di Indonesia lebih banyak yang tidak memiliki koneksi internet dan website sendiri, sedangkan bahan ajar yang harus diberikan kepada siswa di era e-learning sangat banyak dan variatif, maka diperlukan trik khusus yaitu menyusun kumpulan bahan ajar berbasis web, sehingga sekolah dapat menggunakannya untuk kegiatan belajar-mengajar dengan biaya murah dan tanpa harus menunggu kapan dimilikinya koneksi internet dengan kecepatan akses dan ruang hosting yang memadai.
A. LATAR BELAKANG
Kehadiran ICT membawa konsekuensi yang luas di dunia pendidikan. Dari cara pendaftaran siswa baru, pengambilan keputusan, operasional keseharian pengelolaan informasi dan aktifitas pendidikan sekolah, metode guru dalam mengajar sampai dengan cara belajar siswa, semua mengalami perubahan yang cukup berarti.
Kehadiran jaringan dan internet juga membantu dalam mengintegrasikan komunikasi antara sekolah-sekolah dengan struktur birokrasi yang bertanggung jawab atas pendidikan.
Tetapi perkembangan ICT di Indonesia tidak disertai dengan pembangunan infra struktur dan biaya operasional jaringan yang memadai. Yaitu : (1) tidak meratanya koneksi jaringan internet, (2) mahalnya biaya sewa langganan internet dan (3) mahalnya sewa hosting. Ketiga masalah itu masih terlalu sulit untuk ditangani bagi sekolah-sekolah pinggiran kota maupun sekolah dengan anggaran terbatas. Sehingga lebih dari 8.800 SMA yang ada di Indonesia, sebagian besar tidak dapat memanfaatkan internet untuk berkomunikasi, apalagi untuk media belajar-mengajar.
Sementara di dunia internet telah banyak bahan ajar yang semestinya dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan ajar, para guru juga telah dilatih cara membuat bahan ajar dan pemerintah maupun media dengan gencar mempromosikan hadirnya teknologi internet. Ketiga hal inilah yang memerlukan strategi untuk mengatasinya.
B. PEMECAHAN MASALAH
Dengan mengacu pada latar belajakang tersebut, maka saya mengambil inisiatif untuk mengumpulkan bahan-bahan ajar dari berbagai sumber baik berupa (1) membuat sendiri, (2) download dari internet, (2) transfer format dari CD, (3) copy dari CD, (4) mengumpulkan dari teman-teman), dan (5) meminta dari berbagai sumber di luar negeri dan dalam negeri.
Bahan ajar yang dikumpulkan bukan hanya berupa bahan pelajaran yang ada di kurikulum sekolah tetapi meliputi berbagai disiplin ilmu dan pengetahuan. Baik berupa pelajaran sekolah, pengetahuan umum, keterampilan maupun majalah elektronik.
Kemudian dari bahan-bahan yang tersedia dibuatkan desain web dengan harapan bahan ajar yang ada dapat diakses siswa, guru dan pengguna lain melalui jaringan/internet.
C. ANALISA SWOT
Fakta di lingkungan sekolah mengenai penggunaan bahan ajar berbasis ICT adalah sebagai berikut :
– Strength – kekuatan
– Ribuan guru dan tenaga kependidikan telah mampu mengoperasikan komputer, dengan berlatih sendiri maupun melalui pelatihan yang diselenggarakan suatu lembaga/instansi
– Banyak guru telah mampu membuat bahan ajar presentasi dan interaktif
– Siswa telah mahir menggunakan komputer
– Sekolah telah memiliki laboratorium komputer
– Pimpinan sekolah menginginkan hadirnya e-learning di sekolahnya
– Pemerintah dan dunia industri mendorong pemanfaatan ICT untuk pendidikan
– Weaknesses – kelemahan
– Baru sedikit guru yang menggunakan ICT sebagai alat bantu dan media mengajar
– Hanya sedikit guru yang tahu cara menggunakan dan menyajikan alat bantu ICT dalam kegiatan belajar-mengajar
– Siswa tidak disediakan dan tidak ditunjukkan dimana bahan ajar yang harus menjadi acuannya
– Laboratorium komputer hanya menjadi sarana belajar menggunakan komputer, bukan sebagai tempat belajar mata pelajaran lain
– Pimpinan sekolah tidak paham bagaimana ICT dapat dimanfaatkan untuk e-learning di sekolahnya
– Pemerintah dan dunia industri tidak focus dalam usaha pemanfaatan ICT untuk pendidikan
– Pemerintah dan kalangan pengusaha tidak melakukan kerja sama dalam menyediakan infra struktur akses internet secara merata dan memadai
– Opportunity – Peluang/Kesempatan
– Banyak tersedia bahan di internet yang dapat didownload untuk di adopsi dan diadaptasi sehingga dapat disajikan sebagai bahan belajar di sekolah
– Siswa memiliki sarana untuk belajar menggunakan e-learning (flash disk, MP3/MP4 player, VCD/DVD Player dan komputer)
– Laborarorium sekolah telah memiliki koneksi jaringan lokal (LAN) yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar-mengajar berbasis web
– Pimpinan sekolah telah mengalokasikan anggaran untuk pengembangan ICT di sekolahnya
– Pemerintah melalui instansi terkait secara besar-besaran melakukan pelatihan untuk kalangan pendidikan dalam menggunakan ICT
– Threats – Ancaman
– Guru yang memiliki pengetahuan di bidang ICT menjadi putus asa karena minimnya sarana dan prasarana
– Siswa menggunakan komputer hanya sebagai sarana bermain bukan sebagai alat belajar
– Investasi pembuatan jaringan (LAN) di sekolah tidak berfungsi optimal
– Pimpinan sekolah merasa gagal, karena e-learning yang diharapkannya tidak mampu berjalan dengan tidak tersedianya bahan ajar untuk guru dan siswa
Biaya murah, jaringan lokal yang sederhana, akses cepat dan ruang penyimpanan data yang besar adalah titik awal pengembangan web site lokal ini.
Untuk itu saya telah melakukan penawaran dan mengirimkan contoh web site lokal ini ke 70 sekolah di seluruh Indonesia. Hasilnya adalah beberapa
sekolah telah mengundang saya untuk melatih warga sekolahnya bagaimana mendayagunakan ICT dalam kegiatan belajar-mengajar, cara menggunakannya dan bagaimana menjaga web site ini selalu bermanfaat dan berkembang. Sekolah-sekolah itu antara lain : SMA Negeri 1 Liwa – Lampung, SMA Negeri 1 Tumijajar – Lampung, SMA Negeri 10 Lampung, SMA Negeri 1 Sleman – Yogyakarta, SMA Negeri 2 Ngaglik Sleman, SMA Negeri 2 Surakarta, SMA Negeri 1 Wonogiri, SMA Negeri 1 Temanggung, SMA Negeri 14 Semarang, SMA Negeri 4 Madiun, SMA Bakti – Ponorogo, SMA Negeri 5 Palu, SMA Negeri 1 Tenggarong – KalTim, SMA Negeri 7 Banjarmasin, SMA Negeri 1 Kefamenanu TTU-NTT, SMA Negeri 3 Kupang.
Prosentase itu cukup besar dibandingkan dengan surat yang saya kirim (70 sekolah), sehingga saya optimis bahwa web site lokal ini sangat diperlukan untuk mengatasi berbagai kendala ketersediaan bahan ajar dan koneksi internet.
Harapan ke depan adalah para guru aktif untuk selalu memperkaya isi dari bahan ajar serta aktif untuk melakukan komunikasi melalui web site lokal dengan semua warga sekolah, termasuk memberikan tugas-tugas, memberikan topik bahan diskusi, soal-soal latihan, dan informasi pencapaian hasil belajar siswa.
– Rencana pengembangan ke depan
Sebagai sebuah sumber informasi, web site lokal mutlak harus selalu diperbaharui dan dikembangkan, namun juga selalu harus disosialisasikan ke sekolah-sekolah sehingga dapat bermanfaat bagi warga sekolah.
Untuk itu rencana untuk pengembangannya adalah :
(1) Produksi bahan ajar berupa : animasi/movie, simulasi kasus, e-book, audio-book, presentasi dan bahan pembelajaran mandiri
(2) Memperkaya bahan ajar dengan cara mengambil dari internet
(3) Mengumpulkan bahan ajar dari berbagai lembaga/institusi
(4) Melakukan perawatan/maintenance dan mengelola/admin desain web lokal
(5) Melakukan sosialisasi dan penawaran pelatihan ke sekolah-sekolah
Masalah yang saya hadapi adalah :
(1) Banyaknya jumlah sekolah yang perlu dilatih dan dikenalkan pemanfaatan web site lokal
(2) Lokasi sekolah-sekolah di Indonesia yang sangat berjauhan
(3) Terbatas waktu untuk mengembangkan dan memperkaya bahan ajar
(4) Sulitnya memperoleh dukungan dana dari outsourching
F. ANALISA DAMPAK
Pemerintah Indonesia melalui beberapa departemennya terkesan masih ragu-ragu atau tersendat-sendat dalam memfasilitasi ketersediaan koneksi internet di sekolah. Padahal semestinya dengan hadirnya internet akan mengatasi kesenjangan sumber belajar dan informasi antara sekolah kota dan sekolah pinggiran.
Kenyataan bahwa setiap pemerintah daerah (kabupaten/kota) tidak memiliki anggaran yang cukup untuk membantu biaya pendidikan, juga semakin menggambarkan masih jauhnya keinginan untuk memiliki sumber belajar yang memadai.
Tidak semua sekolah atau daerah memiliki input siswa dan lingkungan norma yang sama, sehingga dengan melakukan adaptasi/filter bahan ajar dan informasi yang diambil dari sumber lain sebelum dimuat dalam web site lokal, adalah langkah yang perlu dilakukan oleh guru dan warga sekolah.
Sehingga secara sederhana dapat disimpulkan bahwa pembuatan web site lokal masih cocok diterapkan di sekolah sebagai pusat informasi berbasis elektronik, untuk jangka waktu yang belum bisa ditentukan. Khususnya untuk mengatasi dampak perbedaan ketersediaan sumber belajar – informasi, kesenjangan ekonomi, norma/budaya dan infra struktur di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.
DOKUMENT PELATIHAN dan SOSIALISASI :
1. http://www.kutaikartanegara.com/news.php?id=1259
2. http://www.sapos.co.id/berita/default.asp?IDKategori=278&id=79159
3. http://www.ditplb.or.id/2006/admin/sd/index.php
4. http://clearinghouse.dikmenum.go.id/main.php?cid=5&sid=9&id=94&name=Konsultasi
5. http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=275178&kat_id=438&kat_id1=443&kat_id2=
6. http://kompas.com/ver1/Iptek/0612/20/183158.htm
mohon kirim RPP BK untuk tingkat SMU
saya juga minta tolong kirim RPP BK untuk SMA, terimakasih
saya dari smp kepulauan minta tolong kirimkan RPP BK tingkat SMP. terima kasih
saya juga minta tolong mohon dikirimi RPP BK untuk SMP, terimakasih
anna juga tolong kirimin rpp Bk smp dan sma… syukron
silahkan Anda cari via kolom pencari di blog ini dengan kata kunci administrasi BK
tolonglah abang kirimkan bahan ajar Bimbingan dan konseling kepada kami