Manusia sepanjang hidupnya selalu mengalami perkembangan. Perkembangan tersebut berlangsung dalam beberapa tahap yang saling berkaitan. Gangguan pada salah satu tahap dapat mengakibatkan terhambatnya perkembangan secara keseluruhan.
Ketujuh tingkat perkembangan individu tersebut adalah :
- Impulsif, dengan ciri-ciri : (a) identitas diri terpisah dari orang lain; (b) bergantung pada lingkungan; (c) beorientasi hari ini; dan (d) individu tidak menempatkan diri sebagai penyebab perilaku.
- Perlindungan Diri, dengan ciri-ciri : (a) peduli terhadap kontrol dan keuntungan yang dapat diperoleh dari berhubungan dengan orang lain; (b) mengikuti aturan secara oportunistik dan hedonistik; (c) berfikir tidak logis dan stereotip; (d) melihat kehidupan sebagai “zero-sum game”; dan (e) cenderung menyalahkan dan mencela orang lain.
- Konformistik, dengan ciri-ciri : (a) peduli terhadap penampilan diri; (b) berfikir sterotip dan klise; (c) peduli akan aturan eksternal; (d) bertindak dengan motif dangkal; (e) menyamakan diri dalam ekspresi emosi; (f) kurang introspeksi; (f) perbedaan kelompok didasarkan ciri-ciri eksternal; (g) takut tidak diterima kelompok; (h) tidak sensitif terhadap keindividualan; dan (i) merasa berdosa jika melanggar aturan.
- Sadar Diri, dengan ciri-ciri: (a) mampu berfikir alternatif; (b) melihat harapan dan berbagai kemungkinan dalam situasi; (c) peduli untuk mengambil manfaat dari kesempatan yang ada; (d orientasi pemecahan masalah; (e) memikirkan cara hidup; dan (f) penyesuaian terhadap situasi dan peranan
- Seksama, dengan ciri-ciri : (a) bertindak atas dasar nilai internal; (b) Mampu melihat diri sebagai pembuat pilihan dan pelaku tindakan; (c) mampu melihat keragaman emosi, motif, dan perspektif diri; (d) peduli akan hubungan mutualistik; (e) memiliki tujuan jangka panjang; (f) cenderung melihat peristiwa dalam konteks sosial; dan (g) berfikir lebih kompleks dan atas dasar analisis.
- Individualistik, dengan ciri-ciri : (a) peningkatan kesadaran invidualitas; (b) kesadaran akan konflik emosional antara kemandirian dengan ketergantungan; (c) menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang lain; (d) mengenal eksistensi perbedaan individual; (e) mampu bersikap toleran terhadap pertentangan dalam kehidupan; (f) membedakan kehidupan internal dan kehidupan luar dirinya; (g) mengenal kompleksitas diri; (h) peduli akan perkembangan dan masalah-masalah sosial.
- Otonomi; dengan ciri-ciri : (a) memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan; (b) bersikap realistis dan obyektif terhadap diri sendiri maupun orang lain; (c) peduli akan paham abstrak, seperti keadilan sosial.; (d) mampu mengintegrasikan nilai-nilai yang bertentangan; (e) peduli akan self fulfillment; (f) ada keberanian untuk menyelesaikan konflik internal; (g) respek terhadap kemandirian orang lain; (h) sadar akan adanya saling ketergantungan dengan orang lain; dan (i) mampu mengekspresikan perasaan dengan penuh keyakinan dan keceriaan.
Sedangkan sebelas aspek perkembangan individu yang diungkap melalui ITP mencakup : (1) landasan hidup religius, (2) landasaan perilaku etis, (3) kematangan emosional, (4) kematangan intelektual, (5) kesadaran tanggung jawab, (6) peran sosial sebagai pria atau wanita, (7) penerimaan diri dan pengembangannya, (8) kemandirian perilaku ekonomi, (9) wawasan dan persiapan karir, (10) kematangan hubungan dengan teman sebaya, dan (11) persiapan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga. ITP untuk SD dan SLTP hanya mengukur 10 aspek, sebab aspek yang ke-11 belum sesuai.
ITP berbentuk angket yang terdiri atas kumpulan pernyataan yang harus dipilih oleh siswa. Setiap soal (kumpulan butir pernyataan) terdiri atas empat butir pernyataan yang mengukur satu sub aspek.
Tingkat perkembangan siswa dapat dilihat dari skor yang diperoleh pada setiap aspek. Besar skor yang diperoleh menunjukkan tingkat perkembangan siswa (lihat tabel berikut).
Tingkat sekolah dasar (ITP SD):
Jumlah soal 50 masing-masing terdiri atas 4 butir pernyataan. Yang diskor 40 soal, yang 10 soal digunakan untuk menghitung konsistensi jawaban siswa.
Tingkat SLTP (ITP SLTP):
Jumlah soal 50 masing-masing terdiri atas 4 butir pernyataan.Yang diskor 40 soal, yang 10 soal digunakan untuk menghitung konsistensi jawaban siswa.
Tingkat SLTA (ITP SLTA):
Jumlah soal 77 masing-masing terdiri atas 4 butir pernyataan. Yang diskor 66 soal, yang 11 soal digunakan untuk menghitung konsistensi jawaban siswa.
Tingkat Perguruan Tinggi (ITP PT):
Jumlah soal 77 masing-masing terdiri atas 4 butir pernyataan. Yang diskor 66 soal, yang 11 soal digunakan untuk menghitung konsistensi jawaban siswa.
Bagaimana cara mengukur konsistensi (keajegan) jawaban siswa?
Pada ITP SD dan ITP SLTP, terdapat 10 butir soal yang diduplikasi, sedang pada ITP SLTA dan ITP PT, terdapat 11 butir soal yang diduplikasi. Hasil duplikasi diletakkan di bagian akhir angket. Setiap soal duplikasi mewakili satu aspek perkembangan. Jawaban siswa dinyatakan konsisten bila jawaban untuk kedua soal itu sama. Semakin tinggi skor konsistensi, semakin tinggi pula tingkat keseriusan siswa menjawab angket.
Proses penyekoran, penghitungan skor konsistensi, dan analisis hasil penyekoran dapat dilakukan secara manual. Namun, untuk jumlah siswa yang besar, cara ini akan memakan waktu, menimbulkan banyak kesalahan dan sangat membosankan.
Analisis Tugas Perkembangan
Analisis Tugas Perkembangan adalah perangkat lunak yang khusus dibuat untuk membantu anda mengolah ITP. Dengan ATP, identifikasi perkembangan siswa dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan menyenangkan.
ATP menyediakan berbagai fasilitas untuk memudahkan Anda dalam melakukan analisis terhadap perkembangan peserta didik. Kemampuan-kemampuan tersebut antara lain:
Pengolahan data mentah secara cepat. Pada komputer pentium 400 hanya dibutuhkan waktu satu detik untuk mengolah data 100 orang peserta.Analisis kelompok, yang terdiri atas: profil kelompok, grafik distribusi frekuensi untuk setiap aspek, grafik distribusi frekuensi konsistensi, delapan butir tertinggi dan terendah.Analisis per individu, yang terdiri atas: profil individual, distribusi frekuensi nilai, delapan butir tertinggi dan terendah untuk individu tersebut.
Visualisasi hasil pengolahan skor dalam bentuk grafik akan memudahkan dan mempercepat Anda dalam analisis.
Manajemen data, terdiri atas pengelompokan siswa berdasarkan kriteria tertentu, dan penggabungan kelompok.
Expor hasil pengolahan data ke Microsoft Excel®.
Impor data dari file Microsoft Excel.
Multi window, beberapa window bisa dibuka sekaligus untuk membandingkan hasil pengolahan.
Sumber :
Sunaryo, dkk . Manual Guide ATP Versi 3.5
blog sumber :
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/04/inventori-tugas-perkembangan/
luar biasa tulisannya,
Did you know the weakness of ITP and ATP? It doesn\’t reveal the true problem of student development aspects. ITP-ATP hanya mengungkap \”level kematangan\” tugas perkembangan pada 11 aspek saja. Secara statistik software ini bahkan tidak mampu mengungkap middle percentil-nya karena hanya dihasilkan beberapa aspek tertinggi dan terendahnya, yang seringkali berbenturan dan seolah tidak ada korelasinya antara kematangan aspek tugas perkembangan tertentu dengan aspek lainnya.
But anyway, untuk pengembangan instrument BK menjadi software yang siap pakai dengan tingkat uji validitas tertentu, BOLEH LAH!!! Tinggal bagaimana menyusun instrument lain yang lebih terbuka (kualitatif-subjektif) yang mampu memberi pelengkap informasi dan pemahaman akan kematangan tugas perkembangan siswa yang tertunda, terlambat, dan stagnant.
ITP dan ATP mulai popular digunakan oleh guru BK di sekolah-sekolah, namun perlu juga ada panduan baru bagaimana hasil olahannya ditransformasikan menjadi program bimbingan dan konseling yang komprehensif. Semoga berhasil!
Salam
Terima Kasih Atas tulisan nya..
Membuka wawasan kita semua tentang BK…
karena saya juga masih kuliah di jurusan BK..
quw minta ITPna SD dunk kak…
quw dri PPBna UNESA…
qUw belum dapet yang Itu soalNa…
mkaSih..
cepEt bLes y kak,,,
nanti kLo dA..
kIrim di EMAil qUw y Kak…
maKasih..
hmmm
kak juga blum punya gimana ya?
luar biasa pengembangan inventori semakin maju.
tapi saya bingungnya teori aslinya dari jane loevinger disebut stages of ego development ko jadi tugas-tugas perkembangan mungkin akan berbenturan dengan \’arti\’ dari tugas-tugas perkembangan yang familiar di indo sperti havigurst dll..
mohon pencerahan.
senang kenal dengan anda
pertanyaan yg bagus
memang makna dari buku asli setelah di indonesia kan kadang beda
krn blum ada padanan katanya
saya sendiri blum pernah mengadministrasikan
ATP silahkan anda menghubungi pengembangnya
di UPI Bandung
maaf blum bisa bantu banyak
sukses
tulisan yang ini :
Tingkat SLTP (ITP SLTP):
Jumlah soal 50 masing-masing terdiri atas 4 butir pernyataan.Yang diskor 40 soal, yang 10 soal digunakan untuk menghitung konsistensi jawaban siswa.
Mana contohnya mas ? saya download di mana?
Tq kalo ditanggapi.
maaf pak
untuk pesan langsung datang ke UPI pada jurusan PPB
sukses
Kalau pesan ke UPI, menghubungi siapa ya?
Hubungi Pak Yaya
Di Laporan Hasil Penelitian RUT tentang Pengembangan Perangkat Lunak Analissis Tugas Perkembangan untuk Meningkatkan Mutu Layanan Bimbingan dan Konseling bagi Peserta Didik, Pak Sunaryo Kartadinata, dkk (2001, 2002, 2003) mengungkapkan bahwa ITP-ATP dikonstruk dari teori Developmental Task Havighurst dan Ego Development Loevinger. TP-nya disesuaikan dengan konteks sosio-kultur di Indonesia / temuan ini sudah lebih banyak muatan empiris sesuai kondisi di Indonesia (makanya aspek pertama Landasan Hidup Religius), 11 aspek ini menjadi dimensi Isi-nya. Lalu ego development Lovienger digunakan 7 dari 9 level (level 1 blm dapat merespon alat ukur dlm bentuk verbal sentence, jadi dilewat, dan level ke 9 integrated, jarang sekali orang yang dapat mencapainya, jadi tidak digunakan). Level-level ini menjadi dimensi tingkat perkembangan. Lalu karena perkembangan itu bersifat kontinyu pada setiap fase usia, maka jenjang pendidikan (SD-SMP-SMA-PT) dijadikan rentang untuk mengukur level-level ego development / tingkat kematangan perkembangannya. Nah, untuk uji konsistensinya ada yang 10 dan ada yang 11, untuk item no.berapa menjadi penguji konsistensi dari item yg mana, ada dlm pedoman cara penskoran secara manual / dalam lampiran laporan RUT Pak Sunaryo. Namun, dari versi awal ke versi 3.5, untuk ITP-PT (yg saya ketahui) terjadi penambahan sub-aspek, dari 4 sub-aspek per aspek perkembangan jadi 6 sub-aspek, yang dalam buku panduan ATP-nya mungkin belum dijelaskan tambahan 2 sub-aspek itu apa saja. Dari 55 soal (minus 11 soal uji konsistensi, jadi 44 = 4 sub-aspek dari 11 aspek perkembangan) di versi awal menjadi 77 soal (minus 11 soal uji konsistensi , jadi 66 = 6 sub-aspek dari 11 aspek perkembangan). Jika ada dosen peneliti ITP yang mengetahui perihal ini, mohon pencerahan-nya. Terima kasih.
Info tambahan:
Sebetulnya tingkat impulsif itu adalah stage ego development ke-2 (level ke-1 nya pre-social stage, bisa dibaca pada http://en.wikipedia.org/wiki/Loevinger\’s_stages_of_ego_development), dan Otonomi adalah stage ED yg ke-8, makanya dalam grafik profil kelompok/individu di ATP-PT, skor tertingginya adalah 8. Maaf, koreksi kata \”level: pada komentar sblmnya menjadi stage, Terima kasih.
saya mau tanya, untuk aplikasi ITP itu seperti apa yaa? dan bagaimana formatnya? terimakasih…
he..
silahkan baca emailnya sudah saya balas
terimakasih, sangat membantu..
sukses